BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Penyiraman tanaman merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan
setiap hari, baik itu untuk tanaman pribadi dirumah, tanaman yang ada
ditaman-taman kota dan sepanjang jalan trotoar serta tanaman-tanaman yang
dibuat usaha budidaya. Penyiraman tanaman tersebut merupakan salah satu
pekerjaan yang monoton dan rutin serta biasanya pekerjaan ini dilakukan secara
manual dengan menggaji pegawai untuk melakukan penyiraman pada waktu-waktu
tertentu. Pekerjaan secara manual ini biasanya mengalami berbagai permasalahan
ketika pekerjaan dilakukan.
Salah satu permasalahan yang paling serius yaitu permasalahan
kuantitas air. Berapa banyak air yang dibutuhkan oleh suatu tanaman yang
dirawat agar air yang digunakan tidak terlalu banyak terbuang sia-sia, sehingga
hal tersebut menjadi berlebihan. Jika pemantauan ini tidak dilakukan maka dapat
terjadi bahwa tanaman yang dirawat bisa mengalami kelebihan ataupun kekurangan
air, sehingga mengakibatkan kematian pada tanaman.
Pemantauan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan sistem
kendali biasa, karena pada sistem pengendalian biasa yang diatur hanya kapan
pompa air dihidupkan dengan tanpa memperhitungkan keadaan tanaman sebelumnya.
Padahal pekerjaan yang dihadapi dapat lebih kompleks dari itu. Permasalahan
akan lebih kompleks lagi jika tanaman yang dirawat tersebut merupakan tanaman
yang membutuhkan perawatan yang lebih spesifik. Untuk tanaman yang membutuhkan
perawatan yang lebih intensif, maka tidak semua orang bisa melakukannya,
kecuali hanya orang yang memiliki keahlian khusus.
Suhu dan Kelembaban suatu tanaman merupakan parameter utama yang
mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkannya. Perancangan sistem kendali yang
mempunyai input non-linier dan dengan persamaan fungsi alih yang sulit
membutuhkan suatu sistem kendali yang mampu membuat keputusan pengendalian. Hal
ini disebabkan karena keputusan pengendalian yang dikeluarkan logika manusia
mempunyai keluaran pengendalian yang sempurna dalam pengaturan segala
sesuatunya, baik itu yang konvensional maupun yang
non-konvensional. Fuzzy Logic merupakan salah satu metode sistem
kendali yang dapat memberikan keputusan yang menyerupai keputusan manusia
Dengan demikian akan dibutuhkan suatu system pengendalian khusus. Dalam hal ini
akan diterapkan suatu metode berbasis fuzzy logic yang
mempunyai 2 parameter utama, yaitu suhu udara dan kelembaban tanah. Diharapkan
dengan metode ini dapat diatur debit air yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut.
Informasi knowledge base haruslah
berasal dari seorang yang ahli dalam bidang tanaman.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Dasar Fuzzy Logic
Dasar teori fuzzy membahas tentang konsep dasar himpunan fuzzy,
yang mencakup pembahasan himpunan fuzzy, Operasi logika pada fuzzy dan
Hukum-hukum pada himpunan fuzzy.
2.1.1 Konsep
Dasar Himpunan Fuzzy
Pada teori himpunan klasik (Crisp) suatu variabel hanya mempunyai dua kemungkinan,
menjadi anggota himpunan atau tidak menjadi anggota himpunan. Dalam teori
himpunancrisp ini batasan-batasan antara anggota dan bukan
anggota jelas sekali. Temperatur untuk air yang dianggap air panas adalah
temperatur dengan suhu 100ºc. Jika suatu air dipanaskan sampai temperatur 110ºc
berarti air tersebut merupakan anggota dari air panas. Sedangkan jika air
tersebut hanya bertemperatur 90ºc berarti air tersebut bukan merupakan anggota
dari air panas atau bukan air panas. Dalam hal ini himpunan klasik (crips) hanya mempunyai 2 kemungkinan yang terjadi,
yaitu air tersebut disebut panas jika bertemperatur sama dengan 100ºc atau
lebih dan disebut bukan air panas bila bertemperatur lebih kecil dari 100ºc.
Sehingga jika temperatur air tersebut hanya 99,9ºC maka tetaplah bukan termasuk
bagian dari anggota air panas. Di dalam himpunan fuzzy terdapat perbedaan dengan himpunan klasik.
Himpunan fuzzy merupakan perluasan dari himpunan klasik,
sehingga dalam himpunan fuzzydapat mempunyai
beberapa kemungkinan, bukan hanya dua kemungkinan seperti didalam himpunan
klasik. Temperatur untuk air panas adalah “sekitar“ 100ºc, maka jika suatu air
dipanaskan hingga mencapai temperatur 90ºc dapat dikatakan sebagai anggota dari
air panas, bahkan air yang hanya bertemperatur 80ºc dapat pula dikatakan
sebagai anggota temperatur air panas. Jika demikian hingga batasan berapakah
temperatur “sekitar“ untuk anggota air panas bisa dikatagorikan sebagai
temperatur air panas. Demikian pula halnya dengan kelembaban suatu tanah. Untuk
masalah ini himpunan fuzzy membedakan temperatur anggota air panas itu dengan
mengunakan nilai keanggotaannya, yaitu dari nilai keanggotaan “0“ sampai nilai
keanggotaan “1“. Nilai atau derajat keanggotaan ini dapat dinyatakan sebagai fungsi
keanggotaan. Fungsi keanggotaan didalam himpunan crips dan fungsi
keanggotaan himpunan fuzzy seperti
pada gambar di bawah, dapat digambarkan seperti berikut:
Himpunan pada fuzzy logic menggunakan tiga parameter untuk
membentuk keanggotaan dalam himpunannya. Parameter-parameter yang digunakan
untuk membentuk himpunan fuzzy logic adalah:
a. Variabel linguistic
Variabel yang digunakan pada logika fuzzy untuk menggantikan variabel kuantitatif yang
digunakan pada logika crisp. Variabel
linguistik mempunyai nilai yang dinyatakan dengan kata – kata, misalnya untuk
variabel linguistik ‘suhu udara’ akan mempunyai nilai berupa nilai linguistik
seperti Panas (P), Sangat Panas (SP), Agak Panas (AP) dan Tidak Panas (TP).
b. Derajat keanggotaan
Derajat keanggotaan, yaitu nilai-nilai yang terdapat pada
variabel linguistik yang dipetakan ke interval [0,1]. Nilai pemetaan inilah
yang disebut sebagai nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan.
c. Fungsi keanggotaan.
Hubungan-hubungan pemetaan pada nilai
linguistik dan nilai keanggotaan (dari 0 sampai 1) yang digambarkan ke dalam
grafik fungsi, sehingga didapatkan suatu fungsi. Fungsi inilah yang disebut
sebagai fungsi keanggotaan dalam himpunan fuzzy.
2.2 Struktur Dasar Sistem Fuzzy
Struktur dasar sistem pengendalian pada fuzzy logic control, terdapat empat komponen atau
bagian utama yang sangat penting. Gambar 2.2 menunjukkan struktur dasar dari
pengendalifuzzy logic control, yang terdiri dari Fuzzifikasi, Knowledge Base, Inferensi dan Defuzzifikasi.
2.2.1 Knowledge Base
Knowledge base mempunyai fungsi penting dalam
pengendalian dengan logika fuzzy karena
semua proses fuzzifikasi, inferensi dan defuzzifikasi bekerja berdasarkan
pengetahuan yang ada pada knowledge base. Knowledge base dibagi dua, yaitu data base dan rule base. Data Base berisi definisi-definisi penting
mengenai parameter fuzzy seperti
himpunan fuzzydengan fungsi keanggotaannya yang telah
didefinisikan untuk setiap variabel linguistik yang ada. Pembentukkan data base meliputi pendefinisian ruang semesta,
penentuan banyaknya nilai linguistik yang digunakan untuk setiap variabel
linguistik, dan membentuk fungsi keanggotaan. Basis rule berisi
aturan kendali fuzzy yang dijalankan untuk
mencapai tujuan pengendalian. Tiap rule kendali
berupa implikasi dan pernyataan kondisional IF – THEN.
Aturan-aturan IF – THEN yang ada dikelompokkan dan disusun kedalam bentuk Fuzzy Associative Memory (FAM). FAM ini berupa
suatu matriks yang menyatakan input-outputsesuai
dengan aturan IF – THEN pada basis aturan yang ada. Bentuk matrik dari FAM akan
dibahas kemudian. Aturan yang telah dibuat harus dapat mengatasi semua
kombinasi-kombinasi input yang mungkin terjadi, dan harus dapat menghasilkan
sinyal kendali yang sesuai agar tujuan pengendalian tercapai. Oleh karena itu,
maka pembentukkan basis aturan ini sangat penting.
2.2.2 Inferensi
Inferensi adalah proses transformasi dari
suatu input dalam domain fuzzy ke suatu output (sinyal kendali) dalam domain fuzzy. Proses transformasi pada bagian inferensi
membutuhkan aturan–aturan fuzzy yang
terdapat di dalam basis – basis aturan. Blok inferensi mengunakan teknik
penalaran untuk menyeleksi basis-basis aturan dan rule dari blok knowledge base.
Teknik penalaran yang digunakan adalah teknik penalaran MAX –MIN yang berfungsi sebagai logika pengambil
keputusan. Gambar 2.3 menunjukan proses inferensi dengan metode penalaran MAX –
MIN menggunakan inputan suhu udara dan inputan kelembaban tanah. Langkah awal
dalam proses penalaran MAX – MIN adalah pembacaan nilainilai yang masuk dari
sensor yaitu sensor suhu udara dan sensor kelembaban tanah serta penempatan
masukan tersebut di grafik keanggotaan sensor suhu udara (X0 = sensor suhu) dan grafik keanggotaan sensor
kelembaban tanah (Y0= sensor kelembaban). Langkah
selanjutnya setelah didapatkan hasil penempatan nilai X0 dan Y0, dilakukan
proses penyeleksian dengan mengambil nilai minimum dari grafik inputan X0 dan Y0. Setelah
didapatkan hasil seleksi nilai minimum, penalaran MAX – MIN menyeleksi kembali
dengan mengambil nilai maximum untuk mendapatkan hasil akhir berupa nilai
output inferensi dalam domain fuzzy.
Dimana:
·
X0= Inputan suhu udara (input 1)
·
Y0 = Inputan kelembaban tanah (input 2)
·
μA= Fungsi keanggotaan suhu udara
·
μB= Fungsi keanggotaan kelembaban
·
μC= Fungsi keanggotaan timer
·
A = Nilai linguistik
suhu udara (input 1)
·
B = Nilai linguistik
kelembaban (input 2)
·
C = Nilai linguistik
timer (output)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perancangan dan Analisis Sistem
Perancangan dan pembuatan analisa sistem
pengendalian air tanaman berbasiskan sistem kendali fuzzy logic control beserta piranti-piranti diluar
sistem fuzzy yang digunakan sebagai rangkaian tambahan
dalam simulasi dan rancang bangun sistem pengendalian air tanaman. Pembahasan
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu perancangan pada sistem fuzzy logic
control yang akan menjelaskan tentang pembuatan fungsi keanggotaan fuzzy untuk
sensor suhu udara dan kelembaban tanah pada fuzzifikasi, pembuatan rule – rule
dan FAM padaknowledge base,
serta pembuatan fungsi keanggotaan fuzzy untuk
defuzzifikasi sebagai output dari sistem kendali fuzzy logic control. Pembahasan tentang sensor-sensor,
LCD, saklar elektronik dan pompa sebagai output keluaran dari sistem, serta
pembahasan tentang rangkaian tambahan untuk pengujian dari simulasi sistem
penyiraman air pada tanaman ini. Blok diagram sistem penyiraman air pada
tanaman berbasis fuzzy logic control dapat
dilihat pada gambar berikut:
3.2 Perancangan sistem Fuzzy Logic Control
Fuzzy logic control memiliki empat bagian utama dalam pembuatan
struktur dasar sistem kendali fuzzy, yaitu: Fuzzifikasi, Knowledge Base,
Inferensi dan Defuzzifikasi.
1.1. Fuzzifikasi
Pada sistem pengendali air tanaman ini terdapat dua input
masukan yang akan di fuzzifikasikan ke himpunan fuzzy dan menjadi fungsi
keanggotaan fuzzy. Fuzzifikasi dari input-input masukan yang dikeluarkan
rangkaian sensor suhu udara dan kelembaban tanah. Dipilih lima buah nilai
linguistik untuk output sensor suhu udara yaitu Dingin (D), Sejuk (S), Normal
(N), Hangat (H) da Panas (P) sebagaimana terlihat pada gambar 2.5.
Dimana:
·
Dingin = 10 0C – 25 0C
·
Sejuk = 20 0C – 30 0C
·
Normal= 25 0C – 35 0C.
·
Hangat = 30 0C – 40 0C.
·
Panas = 35 0C – 50 0C.
·
Kering = 0 % – 40%.
·
Normal = 25% – 75%
·
Basah = 60% – 100%
Sedangkan untuk keluaran dari sensor kelembaban tanah
menggunakan tiga buah nilai linguistik untuk mendefenisikan keadaan tanah pada
tanaman, yaitu Kering (K), Normal (N) dan Basah (B).
1.2.
Knowledge Base
Untuk sistem penyiraman otomatis pada tanaman
ini, digunakan beberapa rule yang kemungkinan besar akan terjadi pada tanaman
yang akan dikendalikan tersebut. Dalam pembuatan rule atau pernyataan ini,
sebenarnya tidak memiliki batasan dalam jumlahnya, semakin banyak rule-rule
yang dibuat semakin tepat dan detail kerja alat yang dirancang. Rule-rule
pernyataan pada sistem penyiraman tanaman otomatis mengunakan sistem kendalifuzzy logic control yang berjumlah 15 rule.
Rule-rule pernyataan dikelompokkan menjadi
sebuah matrik yang disebut sebagai Fuzzy
Associative Memory (FAM). Matrik Fuzzy Associative Memory ini
mempunyai ukuran n x m, dengan n = jumlah keanggotaan input suhu udara dan m =
jumlah keanggotaan input kelembaban tanah. Adapun pembagian dari kedua
parameter tersebut diatur sebagai berikut:
·
C
= Cepat
·
SB = Sebentar
·
AS = Agak Sebentar
·
SD = Sedang
·
ALM = Agak Lumayan
·
LM = Lumayan
·
L = Lama
1.3.
Inferensi
Selanjutnya, matrik Fuzzy Associative Memory dari rule-rule pernyataan
diatas dipergunakan sebagai knowledge base atau
basis pengetahuan untuk proses pada blok inferensi. Pada blok inferensi ini,
digunakan penalaran MAX–MIN untuk mendapatkan hasil output dalam domain fuzzy.
Hasil proses pada inferensi mengunakan penalaran MAX–MIN dapat dilihat pada
lembar lampiran.
1.4.
Defuzzifikasi
Pada proses defuzzifikasi ini juga terdapat grafik fungsi
keanggotaan untuk menentukan batasan dari output fuzzy yang diinginkan. Dipilih
tujuh buah nilai linguistik untuk menentukan kondisi dari waktu sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini :
5. Sensor
Selain mengunakan Analog Digital Converter (ADC) sebagai alat untuk
mengubah besaran-besaran analog ke besaran-besaran digital, simulasi sistem
penyiraman air pada tanaman ini juga membutuhkan rangkaian-rangkaian sensor
yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengetahui kondisi keadaan yang terjadi
pada tanaman yang akan dikendalikan, baik itu untuk kondisi keadaan tanah
maupun kondisi keadaan suhu dari tanaman tersebut. Untuk simulasi ini
dipergunakan dua sensor sebagai pendeteksinya, yaitu sensor suhu udara dan
sensor kelembaban tanah.
Sensor suhu LM35DZ mempunyai jangkauan
temperatur antara 0–100 derajat Celcius dengan kenaikkan 10 mV untuk tiap
derajat Celcius, contoh: pada suhu 0 derajat Celcius maka tegangan adalah 0 mV
sedangkan pada suhu 30 derajat Celcius maka tegangannya adalah 30 mV atau 0.3
V.
Untuk sensor kelembaban tanah menggunakan
beberapa komponen-komponen resistor yang dirangkai dan dihubungan sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu rangkaian elektronik yang bisa mendeteksi
kelembaban air didalam tanah. Gambar 3.4 diatas memperlihatkan suatu skema
rangkaian dari sensor kelembaban tanah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembahasan dalam penerapan pengendali logika fuzzy pada sistem pengendalian air Taman ini
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Untuk penerapan sistem
kendali fuzzy logic control tidak memerlukan model matematika dan optimum pada
kendali non-linier karna keputusan yang dikeluarkan hanya menggunakan logika
manusia.
2.
Variabel linguistik,
Derajat keanggotaan dan Fungsi keanggotaan adalah parameter – parameter
pembentuk untuk anggota himpunan logika fuzzy.
3. Langkah-langkah untuk
membuat sistem fuzzy logic control terdiri dari pembentukan fuzzifikasi,
knowledge base, inferensi dan defuzzifikasi.
4.
Untuk sistem
penyiraman yang spesifik dan teliti sesuai dengan karakteristik tanaman yang
akan disiram, membutuhkan sensor-sensor masukan yang lebih beragam.
No comments:
Post a Comment