MULTIPLEXING ( FDM & TDM )
Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah
TELEKOMUNIKASI ANALOG & DIGITAL
Dibuat Oleh,
DAWUD
DIRI ( 41411120107 )
SATRIA JAYA (
41411120116
)
LUKMAN HADI ( 41411120095 )
UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS TEKNIK
INDUSTRI- JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2012
Pendahuluan
Dalam
elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multiplexing
adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa
sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal.
Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam
elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses
oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa
panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel.
Dalam
komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran
komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multipleksing
membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran
logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran
data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan
demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.
Sebuah
alat yang melakukan multipleksing disebut multiplekser (MUX) dan
alat yang melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser, (DEMUX).
Bentuk
paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM) dan
frequency-division multiplexing (FDM).
Dalam
komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai wavelength-division multiplexing
(WDM).
Pembahasan
Multiplexing
adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (:banyak) informasi melalui
satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan
utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar
& penerima (transceiver), atau kabel optik.
Multiplexing
merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara
bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan
Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver /
Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan kembali di
pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan
Demultiplexing.
Bentuk
paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM) dan
frequency-division multiplexing (FDM).Dalam komunikasi optik, FDM sering
disebut sebagai wavelength-division multiplexing (WDM). Multiplexing adalah
suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi melalui satu saluran.
Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah
untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima
atau kabel optik.
Time Division Multiplexing (TDM)
Time Division Multiplexing semua sinyal beroperasi dengan
frekuensi yang sama pada waktu yang berbeda. Ini adalah dasar sistem transmisi
band, di mana semua sumber data sample komutator elektronik secara berurutan
dan menggabungkan untuk membentuk band sinyal komposit dasar, yang bergerak
melalui media dan sedangkan demultiplexed ke sinyal pesan independen sesuai
dengan komutator yang sesuai pada sisi penerima. Data masuk dari masing-masing
sumber buffered secara singkat. Setiap buffer biasanya satu bit atau satu
karakter panjangnya. The buffer di-scan secara berurutan untuk membentuk aliran
data komposit. Operasi scan cukup cepat sehingga setiap buffer dikosongkan
sebelum lebih banyak data yang akan tiba. Komposit data rate setidak harus sama
dengan jumlah data yang masing-masing tingkat. Sinyal komposit dapat ditularkan
secara langsung atau melalui modem. Multiplexing operasi yang ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini.
Pengoperasian Time Division Multiplexing
Seperti ditunjukkan dalam Gambar diatas sinyal komposit
memiliki beberapa ruang mati antara sampel pulsa, yang sangat penting untuk
mencegah pembicaraan lintasinterchannel. Seiring dengan sampel pulsa, satu
pulsa sinkronisasi dikirim dalam setiap siklus. Data pulsa ini bersama dengan
informasi kontrol membentuk sebuah frame/bingkai. Masing-masing frame/bingkai
ini berisi slot waktu siklus di dalam setiap bingkai, satu atau lebih slot
didedikasikan untuk masing-masing sumber data. Bandwidth maksimum (data rate)
dari suatu sistem TDM harus setidaknya sama dengan laju data dari sumber.
Synchronous TDM
Synchronous TDM disebut synchronous terutama karena
setiap slot waktu ditempatkan sumber yang tetap. Slot waktu ditransmisikan
terlepas dari apakah sumber-sumber tersebut mempunyai data untuk dikirim atau
tidak. Oleh karena itu, demi kesederhanaan pelaksanaan, kapasitas saluran jadi
terbuang. Meskipun demikian tetap digunakan TDM, karena perangkat dapat
menangani sumber data yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan memberikan
sedikit slot per siklus perangkat input yang lebih lambat dibandingkan dengan
perangkat yang lebih cepat. Untuk operasi multiplexing dan demultiplexing
synchronous TDM dapat dilihat pada Gambar dibawah ini
Multiplexing dan Demultiplexing Synchoronous TDM
Asynchronous TDM
Salah satu kelemahan dari pendekatan TDM, seperti yang
dibahas sebelumnya, adalah bahwa banyak dari slot waktu dalam frame yang
sia-sia. Hal Itu terjadi karena, jika terminal tertentu tidak memiliki data
untuk mengirimkannya pada waktu tertentu, slot waktu yang kosong akan tetap
ditrasnmisikan. Alternatif yang efisien TDM sinkron ini adalah statistik TDM,
juga dikenal sebagai asynchronous TDM atau Intelligent TDM. Ini secara dinamis
mengalokasikan slot waktu pada permintaan untuk memisahkan saluran input,
sehingga akan menghemat kapasitas saluran. Seperti dengan Synchronous TDM,
multiplexer statistik juga memiliki banyak I / O baris dengan penyangga yang
terkait untuk masing-masingnya. Selama waktu input, multiplekser scan input
buffer, mengumpulkan data sampai frame penuh dan mengirim frame. Pada sisi
penerima, demultiplexer menerima frame
dan mendistribusikan data tsb ke buffer yang tepat.
Perbedaan antara TDM sinkron dan asinkron TDM
diilustrasikan dengan bantuan Gambar dibawah ini. Bisa dicatat bahwa banyak
slot tetap tidak dapat di utilisasi dalam kasus TDM sinkron, tetapi dpt
dimanfaatkan sepenuhnya oleh slot menuju waktu yang lebih sedikit dan untuk
mentransmisikan pemanfaatan bandwidth dari media. Dalam kasus TDM statistik,
data di setiap slot harus memiliki alamat, yang mengidentifikasi sumber data.
Karena data yang tiba dari dan didistribusikan ke garis I / O tak terduga,
informasi alamat yang diperlukan untuk
menjamin pengiriman tepat seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah.
Ini mengarah kelebihan per slot. Pengalamatan relatif dapat digunakan untuk
mengurangi overhead.
Synchronous versus
asynchronous TDM
Address overhead in
asynchronous TDM
Hal praktis ini sering dipakai untuk menggabungkan satu
set aliran low bit-rate, yang masing-masing pra-bit rate nya ditetapkan sebagai
laju, ke dalam aliran bit berkecepatan tinggi yang dapat diteruskan melalui
satu saluran. Teknik ini disebut time division multiplexing (TDM) dan memiliki
banyak aplikasi, termasuk sistem telepon wireline dan beberapa sistem telepon
selular. Alasan utama untuk menggunakan TDM adalah untuk memanfaatkan jalur
transmisi yang ada. Akan sangat mahal jika masing-masing aliran low bit-rate
diberi saluran fisik yang mahal (misalnya, seluruh garis serat optik) yang
dipampang dengan jarak yang jauh.
Perhatikan, misalnya saluran transmisi yang mampu membawa
192 kbit / detik dari Chicago ke New York. Anggaplah bahwa tiga sumber, semuanya
berlokasi di Chicago, masing-masing memiliki 64 kbit / detik data yang mereka
ingin menyampaikan kepada pengguna individu di New York. Seperti ditunjukkan
dalam Gambar 1, saluran high-bit-rate dapat dibagi menjadi serangkaian slot
waktu, dan dapat slot waktu bergantian digunakan oleh tiga sumber. Tiga sumber
tersebut mampu mentransmisikan semua data tunggal mereka, bersama didalam satu
saluran. Jelas, di ujung saluran lain (dalam kasus ini, di New York), proses
tersebut harus dibalik (yaitu, sistem harus membagi 192 kbit / detik aliran
data multiplexing kembali ke asli tiga 64 kbit / detik aliran data , yang
kemudian diberikan kepada tiga pengguna yang berbeda). Proses kebalikan ini
disebut demultiplexing.
Time division
multiplexing.
Memilih ukuran yang sesuai untuk slot waktu melibatkan
antara trade-off dengan efisiensi dan penundaan. Jika slot waktu terlalu kecil
maka multiplekser harus cukup cepat dan cukup kuat untuk terus-menerus
berpindah antara sumber (dan demultiplexer harus cukup cepat dan cukup kuat
untuk terus-menerus berpindah antara pengguna). Jika slot waktu lebih besar
dari satu bit, data dari setiap sumber harus disimpan (buffered) sedangkan
sumber-sumber lain menggunakan saluran. Penyimpanan ini akan menghasilkan
keterlambatan. Jika slot waktu terlalu besar, maka keterlambatan yang
signifikan akan dipertemukan antara tiap sumber dan user-nya. Beberapa
aplikasinya, seperti telekonferensi dan videoconference, dan tidak bisa
mentolerir penundaan waktu.
Teknik
transmisi FDM ini memungkinkan untuk mengirimkan beberapa kanal secara simultan
melalui kanal yang sama tanpa tercampurnya informasi kanal satu dengan kanal
lainnya karena masing masing kanal informasi dalam kanal transmisi frekuensinya
telah ditranslasikan ke frekuensi pembawa yang berbeda beda dengan proses
modulasi amplitudo (AM). Tiap tiap kanal informasi dibawa oleh sinyal pembawa
dengan frekuensi berbeda beda. Pengubahan frekuensi informasi kedalam frekuensi
pembawa disebut proses pencampuran (mixing) atau modulasi dalam modulator AM.
Penggabungan dalam sistem FDM dilakukan pada intertoll trunk dan toll
connecting trunk, yaitu saluran yang menghubungkan antar exchange di satu kota dengan exchange kota lain. Perangkat FDM dipasang setelah exchange yaitu pada saluran 4 kawat (4-wire transmission) lihat gambar.
Terjadinya FDM dalam sistem telepon
Dalam
proses ini tiap kanal informasi yang mempunyai bandwidth sandar CCITT 4 kHz,
dengan frekuensi voice standar CCITT 300 Hz – 3400 Hz, ditumpangkan dalam
frekuensi pembawa, sehingga yang terlihat adalah frekuensi pembawanya,
sedangkan sinyal informasinya menentukan atau mempengaruhi lebar bandwidth
hasil modulasi amplitudo terhadap tiap sinyal pembawa, sehingga menentukan
bandwitdh kanal transmisinya. Jika
jumlah kanal yang dimultiplex sebanyak 6 buah, maka lebar bandwidth adalah
sebesar 4 kHz x 6 = 24 kHz. Sedang jumlah sinyal pembawa yang diperlukan juga 6
buah dengan frekuensi pembawa 1 dengan frekuensi pembawa lainnya berbeda
minimal sebesar 4 kHz (lihat gambar).
Channel spacing
carrier
Dalam
proses pencampuran (mixing) dua buah
sinyal dengan frekuensi A dan B, maka hasil mixing
adalah A+B dan A-B. Untuk sinyal informasi voice dengan frekuensi
300 Hz sampai 3400 Hz yang dibawa oleh sinyal dengan frekuensi 20 kHz akan
menghasilkan output sebesar 20.300 s/d 23.400 Hz (lihat gambar),
|
|
20.000 Hz 20.000 Hz
+ 300 Hz + 3.400 Hz
20.300 Hz 23.400 Hz
|
|
Proses mixing
dan output sisi Upper
Sedangkan
pada sisi LSB sinyal informasi dengan
frekuensi 300 Hz s/d 3400 Hz berubah menjadi 16.600 Hz s/d 19.700 Hz.
Proses Mixing sisi
Lower
Berdasarkan
rekomendasi CCITT G.233 hierarkhy FDM dikelompokan berdasarkan jumlah kanal
yang dimultiplex mulai terendah sampai tertinggi adalah sebagai berikut :
·
Standar Group menggabungkan
12 kanal voice (60 – 108 KHz)
·
Super Group menggabungkan
60 kanal voice (312 – 552 KHz)
·
Master Group-600 menggabungkan 600 kanal voice (564 – 3084 KHz)
·
Master Group-900 menggabungkan 900 kanal voice (312
– 4028 KHz)
·
Super Master Group menggabungkan 1800
kanal voice (564 – 8284 KHz)
2.2.1. Standar Group
Standar group
dibentuk dengan menggabungkan 12 kanal voice 300-3400 Hz kedalam kanal
transmisi. Ke 12 ch voice ditranslasikan
ke dalam frekuensi pembawa kemudian outputnya digabungkan sehingga menghasilkan
bandwidth 60 KHz s/d 108 KHz (gambar 2-14). Terdapat dua methode dalam
pembentukan standar group ini, pertama dengan melalui pre group yaitu
menggabungkan 3 ch voice dengan frekuensi pembawa masing masing 12 KHz, 16 KHz,
dan 20 KHz, membentuk pregroup 12 KHz s/d 24 KHz, kemudian 4 buah pre group
digabung dengan masing masing ditraslasikan oleh frekuensi pembawa 84 KHz, 96
KHz, 108 KHz, dan 120 KHz, diambil sisi LSB (Lower Side Band) menghasilkan output 60 KHz s/d 108 KHz (gambar
2-15). Methode kedua dengan secara
langsung yaitu ke 12 ch voice masing masing ditranslasikan kedalam frekuensi
pembawa sebesar 64 KHz, 68 KHz, 72 KHz, 76 KHz, 80 KHz, 84 KHz, 88 KHz, 92 KHz,
96 KHz, 100 KHz, 104 KHz, diambil LSB dengan hasil sebagai berikut :
Formasi standar group CCITT methode langsung
·
Ch1 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 64
KHz, menjadi 60-64 KHz,
·
Ch2
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 68 KHz, menjadi 64-68 KHz,
·
Ch3
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 72 KHz, menjadi 68-72 KHz,
·
Ch4
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 76 KHz, menjadi 72-76 KHz,
·
Ch5
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 80 KHz, menjadi 76-80 KHz,
·
Ch6
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 84 KHz, menjadi 80-84 KHz,
·
Ch7
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 88 KHz, menjadi 84-88 KHz,
·
Ch8
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 92 KHz, menjadi 88-92 KHz,
·
Ch8
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 96 KHz, menjadi 92-96 KHz,
·
Ch10
ditranslasikan ke frekuensi pembawa 100 KHz, menjadi 96-100 KHz,
·
Ch11 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 104
KHz, menjadi 100-104 KHz,
·
Ch12 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 108
KHz, menjadi 104-108 KHz.
Output
masing masing mixer digabungkan dengan rangkaian combiner sehingga menghasilkan
frekuensi 60 KHz s/d 108 KHz.
Pada
gambar, tidak ditampilkan keluaran lengkap dari masing masing modulator (M),
yang sebenarnya keluaran masing masing modulator terdiri atas LSB (Lower Side Band), USB (Upper Side Band) dan frekuensi
pembawanya sendiri. Misal untuk ch 12 yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa
64 KHz akan menghasilkan LSB (60 KHz s/d 64 KHz), USB (64 KHz s/d 64 KHz) dan
frekuensi pembawa 64 KHz. Kemudian dilakukan proses penekanan frekuensi pembawa
dan penekanan frekuensi USB dengan band pass filter. Methode kedua adalah dengan melalui pregroup,
yaitu dilakukan secara bertingkat, mula mula 3 channel digabung jadi satu
membentuk pregroup, kemudian 4 buah pregroup digabung menghasilkan stadar group
(12 channel).
Pembentukan pregroup
Selanjutnya
4 buah pregroup dengan frekuensi masing masing (12 KHz s/d 24 KHz) dimodulasi
dengan sinyal pembawa dengan frekuensi 120 KHz, 108 KHz, 96 KHz dan 84 KHz,
dipilih sisi LSB kemudian digabungkan dengan rangkaian combiner.
Pregroup
1 ditranslasi dengan frekuensi 120 KHz menghasilkan (96 KHz – 108 KHZ)
Pregroup
2 ditranslasi dengan frekuensi 108 KHz menghasilkan (84 KHz – 96 KHZ)
Pregroup
3 ditranslasi dengan frekuensi 96 KHz menghasilkan (72
KHz – 84 KHZ)
Pregroup
4 ditranslasi dengan frekuensi 84 KHz menghasilkan (60
KHz – 72 KHZ)
Pembentukan standar group melalui pregroup
2.2.2. Super Group
Supergroup
berisi 60 channel voice, menempati range frekuensi 312 KHz s/d 552 KHz. Supergroup dibentuk dengan menggabungkan 5
buah standar group (60 KHz – 108 KHz) yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa
masing masing 420 KHz, 468 KHz, 516 KHz, 564 KHz, 612 KHz (gambar 2-17). Keluaran modulator diambil sisi lowernya
(LSB) sesuai rekomendasi CCITT nomor G.241, sehingga keluaran masing masing
modulator untuk standar group 1 sampai standar group 5 adalah sebagai berikut :
·
Standar Group 1 dengan frekuensi carrier 420
KHz menghasilkan (312 – 360) KHz
·
Standar Group 2 dengan frekuensi carrier 468
KHz menghasilkan (369 – 408) KHz
·
Standar Group 3 dengan frekuensi carrier 516
KHz menghasilkan (408 – 456) KHz
·
Standar Group 4 dengan frekuensi carrier 564
KHz menghasilkan (456 – 504) KHz
·
Standar Group 5 dengan frekuensi carrier 612
KHz menghasilkan (504 – 552) KHz
Jarak
antara frekuensi pembawa untuk standar group satu ke frekuensi pembawa untuk
standar group berikutnya adalah sebesar 48 KHz, sama dengan bandwidth standar
group.
Formasi super group standar CCITT G.233
Bandwidth
super group adalah sebesar 552 KHz – 312 KHz = 240 KHz, yaitu sama dengan 5
kali bandwidth standar group (5 x 48 KHz = 240 KHz).
2.2.3. Master Group 600
Master
Group ini berisi 600 channel voice, menempati range frekuensi (564 – 3084
KHz). Master group dibentuk dengan
menggabungkan 10 buah super group (312 KHz – 552 KHz) yang dimodulasi dengan
frekuensi pembawa masing masing 1116 KHz, 1364 KHz, 1612 KHz, 1860 KHz, 2108
KHz, 2356 KHz, 2652 KHz, 2900 KHz, 3148 KHz, 3396 KHz (gambar 2-18). Keluaran modulator diambil sisi lowernya
(LSB) sesuai rekomendasi CCITT, sehingga keluaran masing masing modulator untuk
super group 1 sampai super group 10 adalah sebagai berikut :
·
Super Group 1 dengan frekuensi carrier 1116
KHz menghasilkan (564 – 804) KHz
·
Super Group 2 dengan frekuensi carrier 1364
KHz menghasilkan (812 – 1052) KHz
·
Super Group 3 dengan frekuensi carrier 1612
KHz menghasilkan (1060 – 1300) KHz
·
Super Group 4 dengan frekuensi carrier 1860
KHz menghasilkan (1308 – 1548) KHz
·
Super Group 5 dengan frekuensi carrier 2108
KHz menghasilkan (1556 – 1796) KHz
·
Super Group 6 dengan frekuensi carrier 2356
KHz menghasilkan (1804 – 2044) KHz
·
Super Group 7 dengan frekuensi carrier 2652
KHz menghasilkan (2100 – 2340) KHz
·
Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2900
KHz menghasilkan (2348 – 2588) KHz
·
Super Group 9 dengan frekuensi carrier 3148
KHz menghasilkan (2596 – 2836) KHz
·
Super Group 10 dengan frekuensi carrier 3396
KHz menghasilkan (2844 – 3084) KHz
Dalam
master group 600 ini terdapat guard band
antar super group, hal ini diperlukan untuk memudahkan dalam penerimaan. Guard
band antar super group adalah sebesar 8 KHz, kecuali untuk super group 6 ke
super group 7 terdapat guard band
sebesar 56 KHz, sehingga mengakibatkan bandwidth master group ini menjadi 2520
KHz, lebih besar dari bandwidth yang
diperlukan minimal 2400 KLHz.
Formasi Master Group 600
2.2.4. Master Group-900
Master
Group ini berisi 900 channel voice, menempati range frekuensi (312 – 4028)
KHz. Master group ini dibentuk dengan
menggabungkan 15 buah super group (312 – 552) KHz yang dimodulasi dengan
frekuensi pembawa masing masing 1116 KHz, 1364 KHz, 1612 KHz, 1860 KHz, 2108
KHz, 2356 KHz, 2604 KHz, 2852 KHz, 3100 KHz, 3348 KHz, 3596 KHz, 3844 KHz, 4092
KHz, 4340 KHz. Keluaran modulator
diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT, sehingga keluaran masing
masing modulator untuk super group 1 sampai super group 15 adalah sebagai
berikut :
·
Super group 1 langsung (direct) dimasukkan combiner (312 – 552) KHz.
·
Super Group 2 dengan frekuensi carrier 1116
KHz menghasilkan (554 – 804) KHz
·
Super Group 3 dengan frekuensi carrier 1364
KHz menghasilkan (812 – 1052) KHz
·
Super Group 4 dengan frekuensi carrier 1612
KHz menghasilkan (1060 – 1300) KHz
·
Super Group 5 dengan frekuensi carrier 1860
KHz menghasilkan (1308 – 1548) KHz
·
Super Group 6 dengan frekuensi carrier 2108
KHz menghasilkan (1556 – 1796) KHz
·
Super Group 7 dengan frekuensi carrier 2356
KHz menghasilkan (1804 – 2044) KHz
·
Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2604
KHz menghasilkan (2052 – 2292) KHz
·
Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2852
KHz menghasilkan (2300 – 2540) KHz
·
Super Group 10 dengan frekuensi carrier 3100
KHz menghasilkan (2548 – 2788) KHz
·
Super Group 11dengan frekuensi carrier 3348
KHz menghasilkan (2796 – 3036) KHz
·
Super Group 12 dengan frekuensi carrier 3596
KHz menghasilkan (3044 – 3284) KHz
·
Super Group 13 dengan frekuensi carrier 3844
KHz menghasilkan (3292 – 3532) KHz
·
Super Group 14 dengan frekuensi carrier 4092
KHz menghasilkan (3540 – 3780) KHz
·
Super Group 15 dengan frekuensi carrier 4340
KHz menghasilkan (3788 – 4028) KHz
Untuk
mengontrol level FDM digunakan pilot tone yang juga digunakan untuk
mengaktifkan alarm perawatan. Dalam gambar 2-17 dan gambar 2-19 pilot tone ditunjukkan dengan garis
vertikal dengan segitiga kecil ujung atas.
Sebagai contoh dalam master group 900 yang dibentuk dari 15 super group
dalam gambar 2-19, pilot tone terletak
pada frekuensi 1552 KHz.
Pilot tone
memberikan sebuah amplitudo konstan sebagai referensi rangkaian gain control
(AGC). Perangkat FDM telah didesain untuk membawa sinyal voice telepon, yang
secara alamiah mempunyai amplitudo yang sangat bervariasi sehingga sangat sulit
mencari level referensinya, karena itu digunakan gelombang sinus yang mempunyai
amplitudo konstan dan duty cycles 100
% akan memudahkan rangkaian untuk mengontrol level yang diperlukan.
Gambar
2-19. Master Group 900 channel
2.2.5. Super Master Group
Super Master Group ini
berisi 1800 channel voice, menempati
range frekuensi (564 – 8284) KHz (lihat gambar 2-20). Master group ini dibentuk dengan
menggabungkan 3 buah master group 600 (564 – 3084) KHz, yang pertama langsung
digabungkan ke rangkaian combiner dan yang ke dua serta yang ketiga ditranslasi
dengan cara dimodulasi oleh frekuensi
pembawa masing masing 6248 KHz, dan 8848 KHz.
Keluaran modulator diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT,
sehingga keluaran masing masing modulator untuk master group 1 sampai master
group 3 adalah sebagai berikut :
564 3084
3164 5684 5764 8284 KHz
Super Master Group 1800 channel
·
Master group 1 langsung (direct) dimasukkan combiner (564 – 3084) KHz.
·
Master Group 2 dengan frekuensi carrier 6248
KHz menghasilkan (3164 – 5684) KHz
·
Master Group 3 dengan frekuensi carrier 8848
KHz menghasilkan (5764– 8284) KHz
Penutup
Kesimpulan
·
Agar
penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan
beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber
transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang
paling umum dari multiplexing adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan
time Division Multiplexing (TDM).
·
Frequency-Division
Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal analog.
Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara
mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal.
Diperlukan peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi
yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk
mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasikan.
·
Synchronous
time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal digital
atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing
yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara
berulang-ulang. Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap
sumber ditetapkan bahwa setiap framenya terdiri dari satu atau lebih jatah
waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave dari data pada berbagai sumber.
·
Statistical
time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding
synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM, jatah waktu
tidak ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan,
data pengguna ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah
waktu yang tersedia.