Monday, January 7, 2013

Multiplexing



MULTIPLEXING ( FDM & TDM )

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
TELEKOMUNIKASI ANALOG & DIGITAL






Dibuat Oleh,
DAWUD DIRI  ( 41411120107 )
SATRIA JAYA ( 41411120116 )
LUKMAN HADI ( 41411120095 )
UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS  TEKNIK INDUSTRI- JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2012
Pendahuluan
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multiplexing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel.
Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik. Multipleksing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.
Sebuah alat yang melakukan multipleksing disebut multiplekser (MUX) dan alat yang melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser, (DEMUX).
Bentuk paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM) dan frequency-division multiplexing (FDM).
Dalam komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai wavelength-division multiplexing (WDM).




Pembahasan
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (:banyak) informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel optik.
Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing.
Bentuk paling dasar dari multipleksing adalah time-division multipleksing (TDM) dan frequency-division multiplexing (FDM).Dalam komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai wavelength-division multiplexing (WDM). Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima atau kabel optik.

Time Division Multiplexing (TDM)
Time Division Multiplexing semua sinyal beroperasi dengan frekuensi yang sama pada waktu yang berbeda. Ini adalah dasar sistem transmisi band, di mana semua sumber data sample komutator elektronik secara berurutan dan menggabungkan untuk membentuk band sinyal komposit dasar, yang bergerak melalui media dan sedangkan demultiplexed ke sinyal pesan independen sesuai dengan komutator yang sesuai pada sisi penerima. Data masuk dari masing-masing sumber buffered secara singkat. Setiap buffer biasanya satu bit atau satu karakter panjangnya. The buffer di-scan secara berurutan untuk membentuk aliran data komposit. Operasi scan cukup cepat sehingga setiap buffer dikosongkan sebelum lebih banyak data yang akan tiba. Komposit data rate setidak harus sama dengan jumlah data yang masing-masing tingkat. Sinyal komposit dapat ditularkan secara langsung atau melalui modem. Multiplexing operasi yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Pengoperasian Time Division Multiplexing

Seperti ditunjukkan dalam Gambar diatas sinyal komposit memiliki beberapa ruang mati antara sampel pulsa, yang sangat penting untuk mencegah pembicaraan lintasinterchannel. Seiring dengan sampel pulsa, satu pulsa sinkronisasi dikirim dalam setiap siklus. Data pulsa ini bersama dengan informasi kontrol membentuk sebuah frame/bingkai. Masing-masing frame/bingkai ini berisi slot waktu siklus di dalam setiap bingkai, satu atau lebih slot didedikasikan untuk masing-masing sumber data. Bandwidth maksimum (data rate) dari suatu sistem TDM harus setidaknya sama dengan laju data dari sumber.

Synchronous TDM
Synchronous TDM disebut synchronous terutama karena setiap slot waktu ditempatkan sumber yang tetap. Slot waktu ditransmisikan terlepas dari apakah sumber-sumber tersebut mempunyai data untuk dikirim atau tidak. Oleh karena itu, demi kesederhanaan pelaksanaan, kapasitas saluran jadi terbuang. Meskipun demikian tetap digunakan TDM, karena perangkat dapat menangani sumber data yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan memberikan sedikit slot per siklus perangkat input yang lebih lambat dibandingkan dengan perangkat yang lebih cepat. Untuk operasi multiplexing dan demultiplexing synchronous TDM dapat dilihat pada Gambar dibawah ini
Multiplexing dan Demultiplexing Synchoronous TDM

Asynchronous TDM
Salah satu kelemahan dari pendekatan TDM, seperti yang dibahas sebelumnya, adalah bahwa banyak dari slot waktu dalam frame yang sia-sia. Hal Itu terjadi karena, jika terminal tertentu tidak memiliki data untuk mengirimkannya pada waktu tertentu, slot waktu yang kosong akan tetap ditrasnmisikan. Alternatif yang efisien TDM sinkron ini adalah statistik TDM, juga dikenal sebagai asynchronous TDM atau Intelligent TDM. Ini secara dinamis mengalokasikan slot waktu pada permintaan untuk memisahkan saluran input, sehingga akan menghemat kapasitas saluran. Seperti dengan Synchronous TDM, multiplexer statistik juga memiliki banyak I / O baris dengan penyangga yang terkait untuk masing-masingnya. Selama waktu input, multiplekser scan input buffer, mengumpulkan data sampai frame penuh dan mengirim frame. Pada sisi penerima,  demultiplexer menerima frame dan mendistribusikan data tsb ke buffer yang tepat.
Perbedaan antara TDM sinkron dan asinkron TDM diilustrasikan dengan bantuan Gambar dibawah ini. Bisa dicatat bahwa banyak slot tetap tidak dapat di utilisasi dalam kasus TDM sinkron, tetapi dpt dimanfaatkan sepenuhnya oleh slot menuju waktu yang lebih sedikit dan untuk mentransmisikan pemanfaatan bandwidth dari media. Dalam kasus TDM statistik, data di setiap slot harus memiliki alamat, yang mengidentifikasi sumber data. Karena data yang tiba dari dan didistribusikan ke garis I / O tak terduga, informasi alamat yang diperlukan untuk  menjamin pengiriman tepat seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Ini mengarah kelebihan per slot. Pengalamatan relatif dapat digunakan untuk mengurangi overhead.
Synchronous versus asynchronous TDM


Address overhead in asynchronous TDM

Hal praktis ini sering dipakai untuk menggabungkan satu set aliran low bit-rate, yang masing-masing pra-bit rate nya ditetapkan sebagai laju, ke dalam aliran bit berkecepatan tinggi yang dapat diteruskan melalui satu saluran. Teknik ini disebut time division multiplexing (TDM) dan memiliki banyak aplikasi, termasuk sistem telepon wireline dan beberapa sistem telepon selular. Alasan utama untuk menggunakan TDM adalah untuk memanfaatkan jalur transmisi yang ada. Akan sangat mahal jika masing-masing aliran low bit-rate diberi saluran fisik yang mahal (misalnya, seluruh garis serat optik) yang dipampang dengan jarak yang jauh.
Perhatikan, misalnya saluran transmisi yang mampu membawa 192 kbit / detik dari Chicago ke New York. Anggaplah bahwa tiga sumber, semuanya berlokasi di Chicago, masing-masing memiliki 64 kbit / detik data yang mereka ingin menyampaikan kepada pengguna individu di New York. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, saluran high-bit-rate dapat dibagi menjadi serangkaian slot waktu, dan dapat slot waktu bergantian digunakan oleh tiga sumber. Tiga sumber tersebut mampu mentransmisikan semua data tunggal mereka, bersama didalam satu saluran. Jelas, di ujung saluran lain (dalam kasus ini, di New York), proses tersebut harus dibalik (yaitu, sistem harus membagi 192 kbit / detik aliran data multiplexing kembali ke asli tiga 64 kbit / detik aliran data , yang kemudian diberikan kepada tiga pengguna yang berbeda). Proses kebalikan ini disebut demultiplexing.
Time division multiplexing.

Memilih ukuran yang sesuai untuk slot waktu melibatkan antara trade-off dengan efisiensi dan penundaan. Jika slot waktu terlalu kecil maka multiplekser harus cukup cepat dan cukup kuat untuk terus-menerus berpindah antara sumber (dan demultiplexer harus cukup cepat dan cukup kuat untuk terus-menerus berpindah antara pengguna). Jika slot waktu lebih besar dari satu bit, data dari setiap sumber harus disimpan (buffered) sedangkan sumber-sumber lain menggunakan saluran. Penyimpanan ini akan menghasilkan keterlambatan. Jika slot waktu terlalu besar, maka keterlambatan yang signifikan akan dipertemukan antara tiap sumber dan user-nya. Beberapa aplikasinya, seperti telekonferensi dan videoconference, dan tidak bisa mentolerir penundaan waktu.






Frequency Division Multiplexing (FDM)

Teknik transmisi FDM ini memungkinkan untuk mengirimkan beberapa kanal secara simultan melalui kanal yang sama tanpa tercampurnya informasi kanal satu dengan kanal lainnya karena masing masing kanal informasi dalam kanal transmisi frekuensinya telah ditranslasikan ke frekuensi pembawa yang berbeda beda dengan proses modulasi amplitudo (AM). Tiap tiap kanal informasi dibawa oleh sinyal pembawa dengan frekuensi berbeda beda. Pengubahan frekuensi informasi kedalam frekuensi pembawa disebut proses pencampuran (mixing) atau modulasi dalam modulator AM. Penggabungan dalam sistem FDM dilakukan pada intertoll trunk dan toll connecting trunk, yaitu saluran yang menghubungkan antar exchange di satu kota dengan exchange kota lain.  Perangkat FDM dipasang setelah exchange yaitu pada saluran 4 kawat (4-wire transmission) lihat gambar.
Terjadinya FDM dalam sistem telepon

Dalam proses ini tiap kanal informasi yang mempunyai bandwidth sandar CCITT 4 kHz, dengan frekuensi voice standar CCITT 300 Hz – 3400 Hz, ditumpangkan dalam frekuensi pembawa, sehingga yang terlihat adalah frekuensi pembawanya, sedangkan sinyal informasinya menentukan atau mempengaruhi lebar bandwidth hasil modulasi amplitudo terhadap tiap sinyal pembawa, sehingga menentukan bandwitdh kanal transmisinya.  Jika jumlah kanal yang dimultiplex sebanyak 6 buah, maka lebar bandwidth adalah sebesar 4 kHz x 6 = 24 kHz. Sedang jumlah sinyal pembawa yang diperlukan juga 6 buah dengan frekuensi pembawa 1 dengan frekuensi pembawa lainnya berbeda minimal sebesar 4 kHz (lihat gambar).
Channel spacing carrier

Dalam proses pencampuran (mixing) dua buah sinyal dengan frekuensi A dan B, maka hasil mixing  adalah A+B dan A-B.  Untuk sinyal informasi voice dengan frekuensi 300 Hz sampai 3400 Hz yang dibawa oleh sinyal dengan frekuensi 20 kHz akan menghasilkan output sebesar 20.300 s/d 23.400 Hz (lihat gambar),


     20.000 Hz              20.000 Hz
+        300 Hz          +     3.400 Hz
     20.300 Hz               23.400 Hz
 
 
Proses mixing dan output sisi Upper
Sedangkan pada sisi LSB  sinyal informasi dengan frekuensi 300 Hz s/d 3400 Hz berubah menjadi 16.600 Hz s/d 19.700 Hz.


 




Proses Mixing sisi Lower

Berdasarkan rekomendasi CCITT G.233 hierarkhy FDM dikelompokan berdasarkan jumlah kanal yang dimultiplex mulai terendah sampai tertinggi adalah sebagai berikut :
·         Standar Group                            menggabungkan 12 kanal voice              (60 – 108 KHz)
·         Super Group                               menggabungkan 60 kanal voice  (312 – 552 KHz)
·         Master Group-600                      menggabungkan 600 kanal voice (564 – 3084 KHz)
·         Master Group-900                      menggabungkan 900 kanal voice            (312 – 4028 KHz)
·         Super Master Group                  menggabungkan 1800 kanal voice (564 – 8284 KHz)

2.2.1.     Standar Group
Standar group dibentuk dengan menggabungkan 12 kanal voice 300-3400 Hz kedalam kanal transmisi.  Ke 12 ch voice ditranslasikan ke dalam frekuensi pembawa kemudian outputnya digabungkan sehingga menghasilkan bandwidth 60 KHz s/d 108 KHz (gambar 2-14). Terdapat dua methode dalam pembentukan standar group ini, pertama dengan melalui pre group yaitu menggabungkan 3 ch voice dengan frekuensi pembawa masing masing 12 KHz, 16 KHz, dan 20 KHz, membentuk pregroup 12 KHz s/d 24 KHz, kemudian 4 buah pre group digabung dengan masing masing ditraslasikan oleh frekuensi pembawa 84 KHz, 96 KHz, 108 KHz, dan 120 KHz, diambil sisi LSB (Lower Side Band) menghasilkan output 60 KHz s/d 108 KHz (gambar 2-15).  Methode kedua dengan secara langsung yaitu ke 12 ch voice masing masing ditranslasikan kedalam frekuensi pembawa sebesar 64 KHz, 68 KHz, 72 KHz, 76 KHz, 80 KHz, 84 KHz, 88 KHz, 92 KHz, 96 KHz, 100 KHz, 104 KHz, diambil LSB dengan hasil sebagai berikut :
Formasi standar group CCITT methode langsung


·               Ch1 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 64 KHz, menjadi 60-64 KHz,
·               Ch2  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 68 KHz, menjadi 64-68 KHz,
·               Ch3  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 72 KHz, menjadi 68-72 KHz,
·               Ch4  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 76 KHz, menjadi 72-76 KHz,
·               Ch5  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 80 KHz, menjadi 76-80 KHz,
·               Ch6  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 84 KHz, menjadi 80-84 KHz,
·               Ch7  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 88 KHz, menjadi 84-88 KHz,
·               Ch8  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 92 KHz, menjadi 88-92 KHz,
·               Ch8  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 96 KHz, menjadi 92-96 KHz,
·               Ch10  ditranslasikan ke frekuensi pembawa 100 KHz, menjadi 96-100 KHz,
·               Ch11 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 104 KHz, menjadi 100-104 KHz,
·               Ch12 ditranslasikan ke frekuensi pembawa 108 KHz, menjadi 104-108 KHz.
Output masing masing mixer digabungkan dengan rangkaian combiner sehingga menghasilkan frekuensi 60 KHz s/d 108 KHz.
Pada gambar, tidak ditampilkan keluaran lengkap dari masing masing modulator (M), yang sebenarnya keluaran masing masing modulator terdiri atas LSB (Lower Side Band), USB (Upper Side Band) dan frekuensi pembawanya sendiri. Misal untuk ch 12 yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa 64 KHz akan menghasilkan LSB (60 KHz s/d 64 KHz), USB (64 KHz s/d 64 KHz) dan frekuensi pembawa 64 KHz. Kemudian dilakukan proses penekanan frekuensi pembawa dan penekanan frekuensi USB dengan band pass filter.  Methode kedua adalah dengan melalui pregroup, yaitu dilakukan secara bertingkat, mula mula 3 channel digabung jadi satu membentuk pregroup, kemudian 4 buah pregroup digabung menghasilkan stadar group (12 channel).
                                                                                               




 









Pembentukan pregroup

Selanjutnya 4 buah pregroup dengan frekuensi masing masing (12 KHz s/d 24 KHz) dimodulasi dengan sinyal pembawa dengan frekuensi 120 KHz, 108 KHz, 96 KHz dan 84 KHz, dipilih sisi LSB kemudian digabungkan dengan rangkaian combiner.
Pregroup 1 ditranslasi dengan frekuensi 120 KHz menghasilkan (96 KHz – 108 KHZ)
Pregroup 2 ditranslasi dengan frekuensi 108 KHz menghasilkan (84 KHz – 96 KHZ)
Pregroup 3 ditranslasi dengan frekuensi 96 KHz menghasilkan  (72 KHz – 84 KHZ)
Pregroup 4 ditranslasi dengan frekuensi 84 KHz menghasilkan  (60 KHz – 72 KHZ)







 













Pembentukan standar group melalui pregroup

2.2.2.     Super Group
Supergroup berisi 60 channel voice, menempati range frekuensi 312 KHz s/d 552 KHz.  Supergroup dibentuk dengan menggabungkan 5 buah standar group (60 KHz – 108 KHz) yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa masing masing 420 KHz, 468 KHz, 516 KHz, 564 KHz, 612 KHz (gambar 2-17).  Keluaran modulator diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT nomor G.241, sehingga keluaran masing masing modulator untuk standar group 1 sampai standar group 5 adalah sebagai berikut :
·         Standar Group 1 dengan frekuensi carrier 420 KHz menghasilkan (312 – 360) KHz
·         Standar Group 2 dengan frekuensi carrier 468 KHz menghasilkan (369 – 408) KHz
·         Standar Group 3 dengan frekuensi carrier 516 KHz menghasilkan (408 – 456) KHz
·         Standar Group 4 dengan frekuensi carrier 564 KHz menghasilkan (456 – 504) KHz
·         Standar Group 5 dengan frekuensi carrier 612 KHz menghasilkan (504 – 552) KHz
Jarak antara frekuensi pembawa untuk standar group satu ke frekuensi pembawa untuk standar group berikutnya adalah sebesar 48 KHz, sama dengan bandwidth standar group.
Formasi super group standar CCITT G.233

Bandwidth super group adalah sebesar 552 KHz – 312 KHz = 240 KHz, yaitu sama dengan 5 kali bandwidth standar group (5 x 48 KHz = 240 KHz).

2.2.3.     Master Group 600
Master Group ini berisi 600 channel voice, menempati range frekuensi (564 – 3084 KHz).  Master group dibentuk dengan menggabungkan 10 buah super group (312 KHz – 552 KHz) yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa masing masing 1116 KHz, 1364 KHz, 1612 KHz, 1860 KHz, 2108 KHz, 2356 KHz, 2652 KHz, 2900 KHz, 3148 KHz, 3396 KHz (gambar 2-18).   Keluaran modulator diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT, sehingga keluaran masing masing modulator untuk super group 1 sampai super group 10 adalah sebagai berikut :
·         Super Group 1 dengan frekuensi carrier 1116 KHz menghasilkan (564 – 804) KHz
·         Super Group 2 dengan frekuensi carrier 1364 KHz menghasilkan (812 – 1052) KHz
·         Super Group 3 dengan frekuensi carrier 1612 KHz menghasilkan (1060 – 1300) KHz
·         Super Group 4 dengan frekuensi carrier 1860 KHz menghasilkan (1308 – 1548) KHz
·         Super Group 5 dengan frekuensi carrier 2108 KHz menghasilkan (1556 – 1796) KHz
·         Super Group 6 dengan frekuensi carrier 2356 KHz menghasilkan (1804 – 2044) KHz
·         Super Group 7 dengan frekuensi carrier 2652 KHz menghasilkan (2100 – 2340) KHz
·         Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2900 KHz menghasilkan (2348 – 2588) KHz
·         Super Group 9 dengan frekuensi carrier 3148 KHz menghasilkan (2596 – 2836) KHz
·         Super Group 10 dengan frekuensi carrier 3396 KHz menghasilkan (2844 – 3084) KHz
Dalam master group 600 ini terdapat guard band antar super group, hal ini diperlukan untuk memudahkan dalam penerimaan.  Guard band antar super group adalah sebesar 8 KHz, kecuali untuk super group 6 ke super group 7 terdapat guard band sebesar 56 KHz, sehingga mengakibatkan bandwidth master group ini menjadi 2520 KHz, lebih besar dari bandwidth yang diperlukan minimal 2400 KLHz.









 














Formasi Master Group 600

2.2.4.     Master Group-900
Master Group ini berisi 900 channel voice, menempati range frekuensi (312 – 4028) KHz.  Master group ini dibentuk dengan menggabungkan 15 buah super group (312 – 552) KHz yang dimodulasi dengan frekuensi pembawa masing masing 1116 KHz, 1364 KHz, 1612 KHz, 1860 KHz, 2108 KHz, 2356 KHz, 2604 KHz, 2852 KHz, 3100 KHz, 3348 KHz, 3596 KHz, 3844 KHz, 4092 KHz, 4340 KHz.   Keluaran modulator diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT, sehingga keluaran masing masing modulator untuk super group 1 sampai super group 15 adalah sebagai berikut :
·         Super group 1 langsung (direct) dimasukkan combiner (312 – 552) KHz.
·         Super Group 2 dengan frekuensi carrier 1116 KHz menghasilkan (554 – 804) KHz
·         Super Group 3 dengan frekuensi carrier 1364 KHz menghasilkan (812 – 1052) KHz
·         Super Group 4 dengan frekuensi carrier 1612 KHz menghasilkan (1060 – 1300) KHz
·         Super Group 5 dengan frekuensi carrier 1860 KHz menghasilkan (1308 – 1548) KHz
·         Super Group 6 dengan frekuensi carrier 2108 KHz menghasilkan (1556 – 1796) KHz
·         Super Group 7 dengan frekuensi carrier 2356 KHz menghasilkan (1804 – 2044) KHz
·         Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2604 KHz menghasilkan (2052 – 2292) KHz
·         Super Group 8 dengan frekuensi carrier 2852 KHz menghasilkan (2300 – 2540) KHz
·         Super Group 10 dengan frekuensi carrier 3100 KHz menghasilkan (2548 – 2788) KHz
·         Super Group 11dengan frekuensi carrier 3348 KHz menghasilkan (2796 – 3036) KHz
·         Super Group 12 dengan frekuensi carrier 3596 KHz menghasilkan (3044 – 3284) KHz
·         Super Group 13 dengan frekuensi carrier 3844 KHz menghasilkan (3292 – 3532) KHz
·         Super Group 14 dengan frekuensi carrier 4092 KHz menghasilkan (3540 – 3780) KHz
·         Super Group 15 dengan frekuensi carrier 4340 KHz menghasilkan (3788 – 4028) KHz
Untuk mengontrol level  FDM digunakan pilot tone yang juga digunakan untuk mengaktifkan alarm perawatan. Dalam gambar 2-17 dan gambar 2-19 pilot tone ditunjukkan dengan garis vertikal dengan segitiga kecil ujung atas.  Sebagai contoh dalam master group 900 yang dibentuk dari 15 super group dalam gambar 2-19, pilot tone terletak pada frekuensi 1552 KHz.
Pilot tone memberikan sebuah amplitudo konstan sebagai referensi rangkaian gain control (AGC). Perangkat FDM telah didesain untuk membawa sinyal voice telepon, yang secara alamiah mempunyai amplitudo yang sangat bervariasi sehingga sangat sulit mencari level referensinya, karena itu digunakan gelombang sinus yang mempunyai amplitudo konstan dan duty cycles 100 % akan memudahkan rangkaian untuk mengontrol level yang diperlukan.
Gambar 2-19. Master Group 900 channel




2.2.5.     Super Master Group
Super Master Group ini berisi 1800 channel voice, menempati range frekuensi (564 – 8284) KHz (lihat gambar 2-20).  Master group ini dibentuk dengan menggabungkan 3 buah master group 600 (564 – 3084) KHz, yang pertama langsung digabungkan ke rangkaian combiner dan yang ke dua serta yang ketiga ditranslasi dengan  cara dimodulasi oleh frekuensi pembawa masing masing 6248 KHz, dan 8848 KHz.  Keluaran modulator diambil sisi lowernya (LSB) sesuai rekomendasi CCITT, sehingga keluaran masing masing modulator untuk master group 1 sampai master group 3 adalah sebagai berikut :
 















         564                     3084     3164                   5684    5764                          8284  KHz
Super Master Group 1800 channel

·         Master group 1 langsung (direct) dimasukkan combiner (564 – 3084) KHz.
·         Master Group 2 dengan frekuensi carrier 6248 KHz menghasilkan (3164 – 5684) KHz
·         Master Group 3 dengan frekuensi carrier 8848 KHz menghasilkan (5764– 8284) KHz

Penutup
Kesimpulan
·        Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling umum dari multiplexing adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan time Division Multiplexing (TDM).
·        Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasikan.
·        Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang-ulang. Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber ditetapkan bahwa setiap framenya terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave dari data pada berbagai sumber.
·        Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM, jatah waktu tidak ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan, data pengguna ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.

No comments: